Surat Cinta Untukmu, Si Manusia ES Batu

Hai. Ini aku temanmu yang entah bagaimana bisa jatuh cinta padamu. Sebenarnya aku tak tahu harus mulai dari mana. Aku akan mulai dari waktu saat aku belum jatuh cinta padamu. Waktu itu, aku agak penakut. Tahu kan, bahkan untuk menyapa orang lain saja tubuhku agak gemetaran. Tapi sejak saat itu, sejak kamu yang sedang duduk di bangku barisan paling depan sendirian, berbalik ke arahku yang duduk dibangku belakangku, saat itu kamu menyuruhku mengisi bangku kosong di dekatmu, lalu dengan senyum sumringah yang tak pernah luput dari wajahmu, kamu terus mengajakku bercanda. Entah apa yang kita bicarakan saat itu, aku tak ingat. Hanya saja aku mengingat senyummu itu. Sejak itu entah bangaimana kita bisa jadi sedekat sekarang. Sampai disini, tenang aku masih belum menyukaimu.

Aku ingat betapa menyebalkannya kamu, betapa kamu selalu bersikap dingin dan menyebalkan. Hampir semua orang dikelas mengeluh tentangmu. Jadilah aku memanggilmu, Si manusia es batu. Tahu kenapa? Kamu itu manusia tapi sifatmu itu dingin seperti es dan keras seperti batu. Jangan menyalahkanku memanggilmu begitu. Tapi aku tahu, dibalik semua hal burukmu itu, kamu orang yang paling peduli pada orang lain. Kamu orang yang hangat. Hanya caramu menyampaikan perasaanmu itu sedikit berbeda dari yang lain.

Aku tidak tahu pasti kapan aku benar-benar jatuh cinta padamu, tapi ku rasa mungkin sejak saat itu. Waktu itu kelas kita mendapat giliran untuk mementaskan sebuah drama. Kita semua berlatih hingga malam. Saat itu aku sedang kurang sehat, bahkan sampai meminum obatku di kampus. Aku memaksakan datang sebenarnya. Saat itu tak ada yang terlalu menghiraukanku saat aku menelan obatku itu. Tapi aku merasakan dengan pasti, saat itu kamu menatapku dari tempatmu duduk cukup lama. Hingga malam harinya aku benar-benar tidak tahan lagi. Tubuhku mulai melemah dan temanku mulai panik. Mereka bilang wajahku benar-benar pucat. Kamu lalu menghampiriku, mengambil jaketmu yang berada di kursi sebelahku duduk, lalu “Ayo, ku antar kamu pulang.” katamu begitu tampak panik tapi disembunyikan. Disepanjang jalan kita sama-sama diam. Aku sibuk menahan sakit perutku, entah apa yang kamu pikirkan. Lalu sampai di depan lorong rumahku, aku pamit lalu menyuruhmu kembali ke kampus, tapi kamu bilang, “Masuklah duluan, nanti kulihat dari sini.” Aku mengiyakan. Baru beberapa langkah aku berbalik ke arahmu, dan benar saja kamu masih disana. Sambil memutah arah motormu, kamu memperhatikanku. Tahu apa? jantung berdetak. Sangat kencang hingga aku tidak tahu bagaimana caranya bernapas kembali.

Untuk hari ini cukup sampai disini saja suratku. Lain kali akan kuteruskan ceritanya.

Dari si cerewet.

- langitmerahjambu

Masukan Emailmu Untuk Menjadi Visitor Premium Abida Massi

0 Response to "Surat Cinta Untukmu, Si Manusia ES Batu"

Post a Comment