Menggebu Dalam Diam!

Menggebu

Dulu sekali sebelum memiliki pekerjaan tetap,

Saya selalu ingin suatu hari nanti bekerja dengan sibuk,

Banyak hal yang harus dikerjakan,

Pulang malam sekalian lembur.

Saya ingin bercerita pada semua orang betapa sibuknya hari-hari yang saya lalui.

Betapa keren nya menjadi saya “orang sibuk”

Sama seperti saat saya pertama kali memakai jilbab yang sedikit panjang,

Lalu saya menulis cerita dan banyak dalil tentang nya.

Betapa saya merasa hebatnya mampu berjilbab agak panjang sedang yang lain belum.

Sama halnya saat saya sembuh dari sakit dengan cara diruqyah, membaca Al Quran juga beribadah.

Dengan merasa senang nya saya mengajak banyak orang melakukan hal serupa.

Hari - hari dengan secuil cerita berlebihan itu saya tuang disetiap tulisan.

Membawa alasan bahwa saya ingin berbagi cerita juga atas nama dakwah cinta.

Hingga pada akhir-akhir ini, ketika banyak hal yang berubah pada diri.

Saya mengakui betapa menggebunya diri.

Betapa merasa hebatnya diri,

Terlihat mampu 100 % namun entah juga nyatanya.

Setiap hari saya membaca atau bertemu orang dengan obrolan - obrolan semacam ini semua.

Kebanyakan dari obrolan yang saya dapat, saya bisa malu sendiri dengan diri saya beberapa saat lalu.

Saat saya belum terlalu luas berpikir,atau sedikit terlalu jauh berjalan.

Akhirnya saya menemukan banyak opini yang lebih luas.

Kajian yang lebih banyak

Juga orang-orang yang lebih hebat.

Seketika saya malu didepan cermin.

Pernah semenggebu itu dalam berkata-Kata, hidup atau juga merasa paling hebat.

Sesekali saya menghibur diri bahwa saya yang dulu adalah gadis yang baru beranjak,

Perempuan yang belum mengerti dan mengenal banyak orang,

Juga belum sepenuhnya bisa memahami cara pandang oranglain yang berbeda.

Dulu menurut saya “this is halal, you do it!” and this is haram, you can’t do it!

Lantas kini saya paham Kenapa banyak orang yang baru saja ada dijalan hijrah mereka menggebu mengajak oranglain juga berhijrah.

Semoga mereka teguh tanpa menyakiti hati oranglain.

Dulu saya pernah berbeda cara pikir dengan orangtua perihal agama, dan hari ini saya malu pada diri.

Harusnya saya mampu memahami apa yang mereka pelajari, karena mereka lebih tua juga lebih banyak memiliki pengalaman.

Dan karena mereka adalah orangtua saya.

Atau dengan teman, juga kerabat yang lain.

Saya menggebu menjadi yang harus paling baik cara beragama nya, cara saya berjalan dijalan Allaah.

Dan tiba waktu dimana saya mulai paham,

Dulu saya tak pernah ada dalam posisi mereka.

Dan banyak dari mereka yang lebih banyak diam juga mengalah,

Yang dulu saya pikir mereka diam karena kalah beragumen, ternyata karena mereka mencoba memahami saya yang baru saja belajar agama.

Terlebih untuk pekerjaan.

Akhir-akhir ini saya mulai mengerti,

Dulu saya menggebu bukanlah karena semangat untuk bercerita,

Mungkin karena saya butuh sedikit perhatian dari oranglain.

Padahal pekerjaan apapun itu tanggung jawab.

Cape atau lembur, itu sudah tanggung jawab milik sendiri.

Toh mengeluh atau merasa hebat tidak akan membuat pekerjaan saya cepat selesai.

Toh orang keren bukan yang selalu lembur,

Malah menurut saya sebaliknya,

Yang keren dan baik adalah pekerja yang mampu pulang lebih cepat dan selalu dengan hati mengerjakan semuanya.

Gaji banyak atau tidak, saya paham bahwa diusia hari ini saya masih harus banyak belajar.

Anggap saja pekerjaan ini sebagai pelajaran.

Sebagai seseorang yang belajar juga dibayar.

Meski banyak arti yang lebih luas.

Setelah flashback ke beberapa tahun lalu.

Saya menyadari, betapa saya pernah sangat semenggebu itu dalam menjalani hari.

Semoga setelah usai menulis ini,

Ini mampu menjadi pelajaran saya untuk memutuskan bercerita atau mengeluh didepan dunia.

Saya masih sangat muda untuk merasa keren, Toh semua manusia sama.

Mereka punya kebaikan, keburukan, kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.

Jadi untuk apa menggebu-gebu untuk hal hal yang tidak terlalu penting untuk oranglain ketahui :)

Sebuah pemahaman, kehidupan dan juga cara kita menapaki jalan saja berbeda.

Jika ingin berbagi, berbagilah yang baik, yang mebawa kebaikan, yang membawa perubahan pada diri menjadi lebih baik.

Semoga :)

Masukan Emailmu Untuk Menjadi Visitor Premium Abida Massi

0 Response to "Menggebu Dalam Diam!"

Post a Comment