Story (Pena dan Tintanya)

Pena dan Tintanya

Tersebab ilmu itu mudah melekap karena menghidar dari banyaknya maksiat. Tersebab hati tenang karena dekat dengan kebaikan.

Sebuah kisah romantika kehidupan dari sahabat yang selalu duduk disamping saya setiap harinya. Dia berasal dari Bahama yang bisa dibilang penduduk muslim sekitar 150 sampai 250 orang saja. Terletak di benua Amerika, dan yang paling spesial adalah, dia sudah menikah dengan seorang perempuan jawa tulen, Solo.

Dia hanya bisa 2 bahasa, arab dan inggris. pertemuan mereka berdua pun sangatlah berkesan. Bagaimana caranya mereka bertemu atau bahkan berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda ? Dan untuk kehidupan sehari-hari ?

Semua mengalir begitu saja saat ia berlibur ke indonesia dan bertemu dengan wanita jawa ini, tanpa butuh waktu yang panjang, tanpa butuh biaya yang banyak akhirnya mereka menikah, hanya karena ia melihat ada kebaikan dari diri wanita itu. dari tatapan mata yang selalu menunduk, dari bahasa yang ia keluarkan hanya ala kadarnya saja, untuk menjaga izzahnya.

Entah dari mana mereka bertemu keyakinan hati, yang jelas mereka saling percaya bahwa masing-masing adalah yang terbaik, terlepas dari rumitnya kisah kehidupan nanti, antara bahasa jawa yang halus dan bahasa inggris juga arab. Mereka menjalani semuanya apa adanya tapi penuh keistimewaan. Menyederhanakan bahagia.

“yang membuat saya yakin adalah, ada ketenangan saat menjemputnya, ada kemudahan saat meminangnya, dan ada keberanian untuk memulai semuanya padahal bahasa kami beda, kultur kami beda, dan lingkungan kami tumbuh juga beda. Tapi semua terasa dekat karena yang mempertemukan kami adalah Iman dan kesamaan tujuan, syurga”

Ia perlahan mulai berbicara bahasa jawa yang ia pelajari dari istrinya meski dengan aksen yang sangat berbeda, “kulo tresno amargi patuh lan tunduk istri ing gusti Alloh” .

“kadang kami sama-sama tersenyum dan tertawa saat aku tak paham apa yang ia maksut, juga sebaliknya, dan ketemu artinya saat kami memberi isyarat atau menunjukkan gambar. saya senang saat ia memintaku untuk membenarkan bacaan qurannya kala pagi hari kami tilawah bersama, mengamati setiap huruf yang keluar dari lisannya. Ia menenangkan.”

Setiap orang memiliki kisah klasik kehidupan yang berbeda-beda, aku hanya terkagum ternyata Alloh memberikan sesuatu yang istimewa sesuai dengan tabiat orangnya, memberikan keserasian yang padahal jika di lihat oleh mata “mustahil” bisa bersatu. Sungguh indah ternyata jika mengikuti alur takdir dengan ikhlas dan penuh syukur. Karena Dia akan memberikan rezeki dari arah yang tak akan diduga oleh semua hambanya, apapun itu.

Mari memperbaiki diri, bukan supaya jodohmu setara, tapi untuk menenangkan kehidupan yang penuh kegelisahan dan ujian jika tanpa kebaikan dari diri sendiri.

Untuk kalian, semoga samawa dan istri bisa segera dibawa ke madinah juga ke negara mertua, Bahama.

Madinah, 09 Safar 1349 H

Masukan Emailmu Untuk Menjadi Visitor Premium Abida Massi

0 Response to "Story (Pena dan Tintanya)"

Post a Comment